slamet dateng di blog ane .. arifoktafian's blog,,

Download

Selasa, 27 November 2012

On 18.54 by rief_blogspot   No comments

Tugasss...tugasss....





             Sistem pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini sering menjadi perdebatan dalam masyarakat. Mulai dari peningkatan standar kelulusan yang mengakibatkan banyaknya siswa yang tidak lulus, kurikulum yang terus berganti sampai pada sumber daya manusia yang banyak menganggur. Hal ini membuat sistem pendidikan Indonesia perlu dikaji ulang. Mengapa siswa banyak yang tidak lulus merupakan siswa-siswa yang berprestasi sedangkan saat ini banyak lulusan-lulusan sekolah yang tidak mampu menerapkan apa yang mereka pelajari. Belum lagi terlalu seringnya pergantian kurikulum membuat guru dan siswa kebingungan untuk menentukan sistem pa yang cocok untuk diterapkan.
Salah satu bentuk sistem pendidikan saat ini mulai berkembang di Indonesia adalah pendidikan sekolah alam. Sistem pendidikan sekolah ini berbeda dari sekolah formal umumnya. Kurikulum yang diterapkan di sekolah ini disusun oleh staff pengajar agar sesuai dengan kemampuan siswanya. Sistem pendidikan di sekolah ini memadukan teori dan penerapannya.

Pembelajaran di Sekolah Alam Jakarta menggunakan model lama spider web, tidak per Bab mata pelajaran. Dengan model ini, siswa mampu mengaitkan pelajaran dengan nyata, juga dapat mengaitkan hubungan antar pelajaran yang mereka terima. Di Sekolah Alam Jakarta tidak hanya siswa yang belajar, guru pun belajar dari murid, bahwa orang tua jug belajar dari guru dan siswa. Anak-anak tidak hanya belajar di kelas, tetapi mereka belajar dari mana saja dan dari siapa saja. Selain belajar dari buku, anak-anak juga belajar dari alam sekelilingnya. Anak-anak bukan belajar untuk mengejar nilai, tetapi untuk bisa memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.
Suatu tema ditegaskan dalam semua mata pelajaran. Dengan demikian pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran bersifat integratif, Komprehensif dan aplikatif sekaligus juga memahami kemampuan dasar yang ingin ditumbuhkan kepada nak-anak Sekolah Alam Jakarta adalah kemampuan membangun jiwa keingintahuan, melakukan observasi, membuat hipotesa, serta kemampuan berfikir ilmiah. Dengan metode spider web mereka belajar tidak hanya dengan mendengar penjelasan guru, tetapi juga dengan melihat, menyentuh, merasakan, dan mengikuti keseluruhan proses dari setiap pembelajaran. Di sini anak juga diarahkan untuk memahami potensi dasarnya sendiri. Setiap anak dihargai kelebihannya, dan dipahami kekurangannya. Dengan begitu, di Sekolah Alam Jakarta, berbeda dengan pendapat guru bukanlah hal yang tabu.

Komponen Utama
1. Guru Berkualitas
Tenaga pengajar sekolah alam merupakan lulusan PTN yang diharapkan memiliki wawasan pendidikan dan wawasan lingkungan. Beberapa kriteria mendasar lain seperti memiliki akhlaq yang baik, cinta anak-anak. Kreatif dan inovatif, mempunyai kompetensi dalam bahasa dan dapat menjadi fasilitator yang baik.
2. Metodologi yang tepat
Dengan mengacu kepada pencapaian logika berfikir dengan baik, metode yang diterapkan adalah action learning. Hal ini dikembangkan melalui ceramah dan diskusi, pemecahan masalah terstruktur, adanya studi kasus dan presentasi.
3. Buku-buku bermutu sebagai resources
Bukan sumber untuk mendukung metodologi action learning di atas, perlu disiapkan dengan pengadaan perpustakaan yang baik dan buku-buku dari berbagai sumber

Kurikulum
1. Integritas akhlaq
Dicapai dengan keteladanan; keteladanan guru, orang tua, serta semua komponen Sekolah Alam
2. Integritas logika
Dicapai dengan model pembelajaran action learning, anak-anak belajar langsung dari alam. Alam menjadi laboratorium bagi mereka
3. Kepemimpinan
Dicapai dengan metode outbound dan Group
Dalam pencapaian penjelasan. 70 % kegiatan pembelajaran di Sekolah Alam Jakarta merupakan outdoor activity dan 30 % lainnya adalah indoor activity. Meteri pembelajaran disampaikan secara active dan fun.

Kegiatan Penunjang Pembelajaran
1. Outbound
Salah satu kegiatan outdoor di Sekolah Alam ini rutin diberikan untuk semua siswa. Outbound bertujuan untuk pembentukan sikap kepemimpinan siswa (kepercayaan diri, kerja sama tim, dan lain-lain)
2. Kebun dan ternak
Kegiatan kebun dan ternak dilakukan oleh semua siswa. Adapun jenis kegiatannya ditentukan sesuai sesuai dengan kelas siswa. Selain belajar mencintai lingkungan, kegiatan ini juga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran untuk materi pelajaran lain secara terpadu
3. Market day
Kegiatan ini merupakan ajang setiap sekolah untuk berjualan di Sekolah Alam. Setiap siswa akan terlibat mulai dari perencanaan, promosi hingga penjualan produk mereka. Hal ini membutuhkan kerjasama antara siswa masing-masing kelas. Pada saat market daya, orang tua siswa dan masyarakat di undang untuk secara langsung melihat dan membeli dagangan siswa sekolah alam
4. Outing
Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk memperdalam pembelajaran yang disampaikan di sekolah. Kegiatan ini dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat yang sesuai dengan tema pembelajaran siswa saat itu
5. Muhadhoroh dan audiensi
Muhadhoroh merupakan pertemuan pekanan siswa yang bertujuan menjalin keakraban antar siswa. Di dalam kegiatan muhadhoroh terdapat audiensi siswa, yaitu satu pertunjukkan dari setiap kelas seperti drama, ensamble, puisi dan melatih apresiasi siswa terhadap hasil karya temannya
6. Ramadhan camp dan I’tikaf
Ramadhan camp merupakan kegiatan yang bernuansa Ramadhan. Salah satu bentuk kegiatannya adalah buka puasa bersama. Siswa mulai kelas 3 melanjutkan acar berbuka puasa dengan menginap di sekolah. Bersama-sama mereka melakukan sholat tarawih, tilawah Qur’an, kajian Islam, qiyamul lail dan sahur. Pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, siswa mulai kelas 4 dikenakan dengan kegiatan I’tikaf kegiatan menginap diadakan selama dua hari semalam
7. OTFA (out tracking fun adventure)
Kegiatan merupakan evaluasi akhir dari keseluruhan kegiatan outbound bagi siswa SD. OTVA bisanya dilakukan diluar sekolah selama dua hari di akhir tahun ajaran. Bentuk kegiatannya berupa camping, outbound, dan tracking
8. Renang
Kegiatan diikuti oleh seluruh siswa satu bulan sekali secara bergiliran tiap kelasnya

Dalam keseharian kita sama sekali tidak akan menemukan proses belajar dalam artian “formal” dan konvensional. Tidak ada bangku dan meja layaknya sebuah kelas, karena anak-anak dapat belajar dengan duduk bersila atau bahkan selonjoran di mana saja di lantai saung mereka. Anak-anak memang dibebaskan untuk tidak berseragam.
Keunikan lain yang bisa langsung terlihat saat memasuki kawasan sekolah adalah tidak adanya murid yang mengenakan pakaian seragam. Ada pula OTFA (out tracking fun adventure) dan outing, yakni kegiatan luar sekolah favorit mereka, lebih dari sekedar darma wisata atau rekreasi, dua kegian ini mengenalkan dan mendekatkan anak-anak pada proses dan bukan terpaku pada hasil.

Prinsip Belajar Carl Rogers
Rogers menganjurkan pendekatan pendidikan sebaiknya mencoba membuat belajar dan mengajar lebih manusiawi, lebih personal dan berarti.
1. Keinginan untuk belajar
Keinginan ini dapat mudah dilihat dengan memperhatikan keingintahuan yang sangat dan seorang anak ketika dia menjelajahi (mengeksplor) lingkungannya. Keingintahuan anak yang sudah melekat atau sudah menjadi sifatnya untuk belajar adalah asumsi dasar yang penting untuk pendidikan humanistic. Anak diberikan kebebasan untuk memuaskan keingintahuan mereka tanpa dihalangi serta menemukan sesuatu yang penting dan berarti tentang mereka.
2. Belajar secara signifikan
Belajar secara signifikan terjadi ketika belajar dirasakan relevan terhadap kebutuhan dan tujuan siswa. Jika siswa belajar dengan baik dan cepat, humanis menganggap ini adalah belajar secara signifikan. Belajr mempunyai tujuan dan kenyataannya dimotivasi oleh kebutuhan untuk tahu.
3. Belajar tanpa ancaman
Belajar yang paling baik adalah memperoleh dan menguasai suatu lingkungan yang bebas dari ancaman. Bahkan membuat kesalahan tanpa mengalami sakit hati karena kritik dan celaan.
4. Belajar atas inisiatif sendiri
Belajar akan paling signifikan dan meresap ketika belajar itu atas inisiatif nya sendiri dan ketika belajar melibatkan perasaan dan pikiran itu sendiri. Belajar atas inisiatif sendiri melibatkan semua aspek seseorang, kognitif, efektif. Siswa akan merasa dirinya lebih terlibat dalam belajar, lebih menyukai prestasi dan paling penting lebih dimotivasi untuk belajar.
5. Belajar dan berubah
Belajar yang paling bermanfaat adalah belajar tentang proses belajar. Pengetahuan berada dalam keadaan yang terus berubah secara konstan, apa yang dibutuhkan seseorang adalah individu yang mampu belajar dalam lingkungan yang mampu berubah.

a. Menurut Teori Carl Rogers
Dalam keseharian di sekolah alam sama sekali tidak ditemukan proses belajar dalam artian “formal” dan konvensional. Dalam sekolah alam rasa keingintahuan anak dapat tersalurkan. Apapun yang mereka inginkan dapat mereka temukan di sekolah alam. Anak diberikan kebebasan untuk memuaskan keingintahuan mereka tanpa dihalangi oleh ruang kelas, pakaian, peraturan sekolah yang “mematikan” daya kreativitas maupun guru yang terlalu mengatur sehingga mereka dapat menemukan sesuatu yang penting dan berarti tentang mereka dan dunia yang mengelilingi

0 comments:

Posting Komentar